Sehinggagelar pahlawan nasional merupakan gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau
TanMalaka, Sejak Agustus Itu. Jakarta, 7 Agustus 2008. Goenawan Mohamad. SAYA bisa bayangkan pagi hari 17 Agustus 1945 itu, di halaman sebuah rumah di Jalan Pegangsaan, Jakarta: menjelang pukul 09:00, semua yang hadir tahu, mereka akan melakukan sesuatu yang luar biasa. Hari itu memang ada yang menerobos dan ada yang runtuh.
Lirik lagu favorit saya banget dengan judul Hidup Di Bui - by D'Lloyd group band legendaris jaman doeloe entah tahun berapa terciptanya lagu ini, mungkin sekitar tahun 70an, selengkapnya cari sendiri sejarahnya di mbah google. Yup, lagu Hidup Di Bui adalah salah satu lagu dari D'LLYOD jamannya kakek nenek saya sehingga membuat saya ingin menuangkan liriknya pada blog kesayangan ini agar mudah dalam mencarinya untuk keperluan di bawah ini lirik lagu Hidup Di Bui Hidup Di BuiHidup di bui bagaikan burungBangun pagi makan nasi jagungTidur di ubin pikiran bingungApa daya badanku terkurungTerompet pagi kita harus bangunMakan diantri nasinya jagungTidur di ubin pikiran bingungApa daya badanku terkurungOh kawan, dengar lagu iniHidup di bui menyiksa diriJangan sampai kawan mengalamiBadan hidup terasa matiApalagi penjara zaman perangMasuk gemuk pulang tinggal tulangKarena kerja secara paksaTua-muda turun ke sawahHidup di bui bagaikan burungBangun pagi makan nasi jagungTidur di ubin pikiran bingungApa daya badanku terkurungTerompet pagi kita harus bangunMakan diantri nasinya jagungTidur di ubin pikiran bingungApa daya badanku terkurungOh kawan, dengar lagu iniHidup di bui menyiksa diriJangan sampai kawan mengalamiBadan hidup terasa matiApalagi penjara zaman perangMasih gemuk namun tinggal tulangKarena kerja secara paksaTua-muda turun ke sawahSumber MusixmatchSetelah saya membaca - baca di mbah google sambil menulis ulasan ini serta mengutip liriknya di sumber Musixmatch, dan yang saya baca di situs ternyata di awal tahun tujuh puluhan lagu ini katanya sempat di larang oleh di ketahui lagu ini masih kata situs tersebut, di lantunkan liriknya oleh seorang vokalis dari group band D'Lloyd itu sendiri dengan nama lagu hidup di bui ini juga sempat di rekam ulang di tahun sembilan puluhan, dan katanya pada waktu tahun - tahun tersebut hasil rekaman lagu ini sangat laris manis terjual di pasaran di memang benar adanya saya lahir tahun 80 an, dan di tahun 90an sering sekali saya mendengar lagu ini di tempat saya, terutama di tetangga saya. Karena dulu saya belum memiliki alat pemutar musik seperti yang tetangga punya. Jadi ketika hati dan telinga saya ingin mendengar serta menikmati lagu Hidup di Bui, maka hanya bisa bersabar menunggu tentangga saya memperdengarkan lagu tersebutItulah lirik lagu Hidup Di Bui dari Group sang legendaris tempo doeloe yakni D'Lloyd. Semoga lirik lagu ini bisa berguna buat yang ingin berkaraoke, akhirul kata selamat menikmati.
LirikLagu: Hidup di Bui - Radja. Home-Radja-Lirik Lagu; Hidup di Bui. Hidup di bumi bagaikan burung Bangun pagi makan nasi jagung Tidur di ubin fikiran bingung Apa daya badan ku terkurung ( korus ) Oh kawan, dengar lagu ini Hidup di bumi menyiksa diri Jangan sampai kau mengalami Badan hidup terasa mati Apalagi penjara jaman perang Masuk
› Utama›Derita Napi Hidup di Bui OlehSyahnan Rangkuti dan Riana A Ibrahim 5 menit baca ”Hidup di bui bagaikan burung/Bangun pagi makan nasi jagung/Tidur di ubin pikiran bingung/Apa daya badanku terkurung...”Lirik lagu ”Hidup di Bui” ciptaan Bartje van Houten ini mirip dengan yang dialami para tahanan dan narapidana di Rumah Tahanan Sialang Bungkuk Kelas IIB Pekanbaru, Riau. Ada beberapa fakta menarik di balik kaburnya ratusan narapidana dan tahanan. Fakta yang tak terbantahkan adalah rumah tahanan yang sesak melebihi kapasitas serta lingkungan yang buruk. Minggu 7/5 kemarin, misalnya, bau amis dan busuk menguar di Blok C Rutan Sialang Bungkuk. Sampah yang menumpuk di samping gedung dan onggokan kecil di pojok-pojok kamar tahanan menjadi sumber aroma tak sedap itu. Belum lagi baju-baju milik napi yang digantung serampangan di gedung bertingkat dua tersebut. Ada kurang lebih 400 orang yang menghuni 26 sel di blok tersebut, padahal kapasitasnya hanya 150 orang. Tak heran sel berukuran 3 meter x 6 meter, yang mestinya ditempati enam orang, kenyataannya dihuni 20 orang. Bahkan, ruangan paling besar berukuran 5 meter x 6 meter, yang mestinya untuk 20 orang, dijejali 50 napi. Di setiap sel hanya ada betonan bertingkat yang difungsikan sebagai tempat tidur bagi tahanan. Kemudian, di ujungnya tersedia kakus bagi penghuni sel tersebut. ”Mau jalan ke tempat buang air saja, kami harus injak-injak orang karena sangat penuh. Untuk tidur, kami bergantian dan itu dalam posisi duduk atau berdiri,” kata Samsul Bahri 25 yang baru 8 bulan menghuni blok tersebut karena kasus pencurian. Selain kamar tahanan, terdapat juga sel khusus bagi napi yang tidak mengikuti aturan. Ada lima ruang strapsel, yang setiap ruangnya hanya untuk 3 atau 4 napi, tetapi kenyataannya dihuni 15 orang. ”Kerusuhan di Rutan Sialang Bungkuk disebabkan ruangan yang melebihi kapasitas dan diperparah kesalahan manajemen,” kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia I Wayan K Dusak. Rutan Sialang Bungkuk idealnya menampung 316 orang. Faktanya, rutan itu diisi orang! Rinciannya, berdasarkan data yang dipaparkan Kepala Bidang Humas Polda Riau Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo, Blok A untuk 196 tahanan diisi oleh 347 orang 177 persen kapasitas. Blok B diisi 752 orang 383 persen dan Blok C untuk 159 orang, kenyataannya dihuni 594 orang 373 persen. Selain itu, ada ruang LP Khusus Dewasa diisi 123 orang dan LP Khusus Anak diisi 30 orang. Bahkan, ruangan dapur pun diisi 14 tahanan dan klinik kesehatan 10 orang. Dari informasi yang dihimpun Kompas, Blok A sebagian besar diisi oleh tahanan atau napi kasus korupsi. Blok B kasus narkoba dan Blok C tahanan kejahatan umum. Dari jumlah penghuni, Blok A untuk kasus korupsi merupakan tempat paling nyaman di Rutan Sialang Bungkuk. Isi sel di Blok A tidak sampai dua kali lipat dari kapasitas, sedangkan Blok B dan C, untuk kasus narkoba dan kejahatan umum, diisi hampir empat kali lipat dari kapasitas. Serba bayar Kenyamanan sel Blok A yang berisi tak lebih dari 12 orang dimanfaatkan oknum sipir. Para tahanan narkoba dan kejahatan umum yang tidak tahan dengan kondisi sel Blok B dan C dapat meminta jasa pindah kamar. Us 62, orangtua salah satu napi, mengungkapkan terpaksa membayar uang pindah kamar bagi anaknya Rp 7 juta. Hasilnya, anaknya yang semula di sel Blok B pada tengah malam dipindahkan ke sel Blok A. Belum lagi urusan menjenguk. Ruangan tunggu sangat kecil dan antrean menjenguk sangat panjang. Kalau mau lebih cepat bertemu, keluarga harus membayar. Kalau mau berbincang lebih lama, bayar lagi. Masuk rutan melewati tiga pintu dan harus membayar sejumlah uang atau sebungkus rokok kepada oknum sipir. Rokok itu dijual ke tahanan di kantin Rp per bungkus. Praktik pungli itu menyebabkan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly meminta Kepala Polda Riau Inspektur Jenderal Zulkarnain untuk menyelidiki dan memproses hukum. Untuk mengawasi tahanan dan napi, hanya ada 24 penjaga penjara. Menurut I Wayan K Dusak, idealnya satu penjaga mengawasi 20 orang. Namun, di Sialang Bungkuk, satu penjaga mengawasi 78 orang. Akibatnya, jika ada kerusuhan, para penjaga tak mampu mengendalikan. Selain itu, tidak ada sekat-sekat di rutan yang mampu menahan gempuran. Semua ruangan gampang dibobol. Tidak ada prosedur standar mengatasi kerusuhan. Ketika terjadi kerusuhan seperti Jumat lalu, ratusan tahanan dan napi dapat keluar bagaikan air bah. Pemandangannya bak anak pulang sekolah, keluar berbondong-bondong. Data minim Saat tahanan dan napi kabur, tak ada data yang dapat dipakai oleh polisi sebagai bahan dasar untuk mengejar mereka. ”Tidak ada nama-nama tahanan dan napi yang kabur maupun fotonya. Ketika kami minta kepada pihak rutan, mereka tidak dapat memberikan. Kalau kami dapat menangkap lebih dari 200 tahanan yang kabur, itu merupakan keajaiban. Kami hanya bekerja berdasarkan naluri dan bantuan warga semata,” kata Kepala Polres Kota Pekanbaru Komisaris Besar Susanto. Persoalan Rutan Sialang Bungkuk begitu kompleks. Hal itu sungguh berbanding terbalik dengan citra yang ditampilkan di wajah depan rutan. Di luar bangunan cukup megah yang dipakai pada 2011 itu terpampang berbagai slogan, seperti petugas yang bersih dari pungutan liar serta penjaga yang tertib administrasi dan berbudaya. Pemerintah Orde Baru pernah mencekal lagu ”Hidup di Bui” karena dianggap tidak sesuai fakta. Kenyataannya, kondisi penjara jauh lebih buruk daripada rintihan dalam lirik lagu itu.pn10k.